about my blog ?

Rabu, 18 Januari 2012

i love you Milly!


I LOVE YOU MILLY!
Oleh : Risky Emilia. S
*****
Seorang cewek tidak sengaja menumpahkan makanan di baju seorang cowok pada waktu di kantin.
“heh lo! Punya mata nggak sih!” bentak cowok itu.
“ma ..ma ..maaf” ucap Milly terbata-bata.
“dasar nggak punya mata!” ucap cowok itu lalu pergi meninggalkan Milly.

“yaampun tuh cowok galak banget deh, nyeremin banget tampangnya. Siapa sih namanya? ” Milly bergelidik.
“lo baru tau? Dia kan anak baru. Dia anak orang kaya gitu deh jadinya blagu gitu. Kalo nggak salah namanya Dhendy deh” ucap Fina, sahabat Milly.
“pantesan aja gayanya blagu banget, gue sebel banget tuh sama itu cowok” muka Milly menunjukkan tampang kesal.
“ish.. jangan ngomong gitu. Benci dan cinta bedanya tipis banget, ntar lo naksir loh” Fina menggoda temannya itu.
“hih. Jangan sampe dah” ucap Milly lalu meninggalkan Fina pergi.
“heh tungguin gue!” ucap Fina sambil berlari mengejar Milly.
*****
“hey, dasar suami nggak berguna! Tega-teganya kamu selingkuh dengan wanita lain hah” ucap seorang wanita di dalam rumah.
“memang kau pikir kau berguna? Istri nggak tau diuntung!”
Plllaaakkkkkkkkkk…….
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Ibunda Dhendy.
Keluarga Dhendy kaya raya. Keduanya sangat sibuk sehingga tak punya waktu untuk mengurus Dhendy. Mereka hanya bertemu saat jam sarapan saja. Akhir-akhir ini keluarga Dhendy sedang tertimpa masalah. Ibunda Dhendy tau bahwa Ayah Dendy mempunyai wanita lain. Itu jelas membuat Dhendy dan Ibunya merasa terpukul dan kecewa.

“pergi kamu dari rumah ini!” ucap Ibunda Dhendy dengan suara terisak.
“tak usah kau suruh pun aku sudah akan pergi! Dasar wanita tidak tau diuntung!” Bentak Ayah Dhendy lalu pergi meninggalkan rumah.

Pukul menunjukkan pukul 20.00 wib. Dhendy baru akan masuk rumah ketika Dhendy mendapati ayahnya akan pergi. Dhendy sepertinya tau yang terjadi. Segera ia masuk tergesa-gesa dalam rumah dan mendapati Ibunya sedang duduk berlutut sambil menangis. Dhendy segera memeluk Ibundanya.
“mamah, mamah kenapa?” Dhendy memeluk Ibundanya.
“laki-laki itu brengsek!” dengan ucapan terbata-bata dan masih tetap menangis.
“sudah tenang saja mah, sabar. Biarkan pria brengsek itu pergi” ucap Dhendy dengan wajah seakan bicara kau-akan-mati-pria-brengsek!

Dhendy mengantar Ibundanya ke kamar dan menyelimutinya. Sementara Dhendy sendiri bergegas menuju kamarnya untuk mandi dan tidur.
*****
“cowok blagu itu lagi” dendus Milly saat berpapasan dengan Dhendy.
“apa kau bilang?” Tanya Dhendy dengan mendekatkan wajahnya ke Milly.
“uppss” Milly menutup mulutnya dengan telapaknya lalu pergi.
Dalam hati Milly tertawa terbahak-bahak melihat Dhendy dengan tampang bodoh seperti itu. Tapi tampaknya bayangan wajah Dhendy selalu melintas di kepala Milly.
“ih bego-bego kenapa malah mikirin cowok blagu itu sih” Milly memukul-mukul kepalanya sendiri dengan pensil yang dipegangnya. Tak disangka secara otomatis Milly menggambar wajah Dhendy di buku diary ungunya.
“heh lo! Ngapain disini” Tanya Dhendy yang secara otomatis mengagetkan Milly.
“eh..” Milly segera menutup buku diarynya lalu berkata dengan gelagapan.
“gue? Disini? Ngapain? Emm.. lagi belajar. Eh, salah, lagi duduk-duduk aja. Kenapa emang, ada larangannya kalo gue “Milly Monique dilarang duduk di bangku taman sekolah”? nggak ada kan? Jadi ngapain lo Tanya-tanya” jawab Milly panjang-lebar mencari alasan.
“alah, alasan. Bilang aja lo nungguin gue pulang kan?” Dhendy tertawa tergelak.
“hah? Ngapain gue nungguin lo? Penting?” bantah Milly sewot.
“terus lo mau nungguin siapa?” Tanya Dhendy dengan masih tertawa.
“diem lo! Gue nungguin temen gue. Fina” jawab Milly dengan sedikit membentak.
“heloooo? Lo sadar nggak. Disini udah hampir petang. Dan gue rasa di sekolah ini Cuma ada gue, lu, penjaga sekolah dan mungkin….” Dhendy mendekati telinga Milly.
“mungkin apa?!” Milly penasaran.
“mungkin ada hantu” ucap Dhendy lirih di telinga Milly.
“heh lo ngga usah nakut-nakutin gue deh!” Milly spontan memegang tangan Dhendy karena merasa ketakutan.
        “hahahahahahahaha, lo kaya anak kecil banget sih. Baru dibilang gitu aja takut” Dhendy tertawa semakin keras.
        “ngga lucu ah!” Milly melepas tangannya dari tangan Dhendy lalu berjalan kearah luar sekolah ketika tangan Dhendy memegangnya.
        “hey, ini sudah petang. Ngga baik cewek pulang sendirian. Lu biar gue anter”  Dhendy langsung menarik tangan Milly ke arah parkiran motor.
        “apa-apaan lo? Sakit tau! Jangan keras-keras dong! Gue bisa sendiri kok” Milly berusaha melepaskan tangannya dari tangan Dhendy tetapi tiba-tiba Milly terpeleset lalu Dhendy memegang tubuh Milly dan sekarang wajahnya dan wajah Milly hanya berjarak sekitar 5 cm. Mereka berdiam selama 3 detik ketika Dhendy menegakkan tubuh Milly dan berkata ..
        “um.. sorry” ucap Dhendy salah tingkah.
        “no problem. Makasih juga” jawab Milly yang juga salah tingkah.
        “jadi gimana? Masih mau gue anterin nggak?” tawar Dhendy pada Milly. Dan Milly mengangguk tanda setuju.
        Dalam perjalanan mereka tidak berkata apa-apa. Mereka hanya diam seolah seperti tukang ojek dan penumpangnya. *hahaha ni aku nulis lagi mandan koret :D
Beberapa menit kemudian Dhendy telah sampai di depan rumah Milly. Bukan, tepatnya istana Milly. Ternyata rumah Milly terbagi menjadi dua rumah. Satu rumah bercat warna putih seperti gedung, dan satunya lagi dicat bergambar doraemon. Segalanya doraemon.
        “wa.. wa.. waw” Dhendy kagum sekali dengan rumah Milly.
        “kenapa? Rumahku jelek ya?” Milly mengerucutkan dahinya.
        “bagus banget. Ini seperti istana di buku dongeng. Jadi kau suka kartun itu?” Dhendy bertanya sambil melirik kearah cat dinding rumah Milly.
        “iya, aku suka banget. Ayo kapan-kapan main kerumahku nanti kutunjukkan koleksiku” jawab Milly dengan wajah ceria seperti anak kecil diberi permen.
        “oke baiklah,. Um sepertinya aku mau minta maaf waktu kejadian di kantin pertama kali itu” ucap Dhendy.
        “ah sudahlah lupakan itu sudah berlalu” jawab Milly dengan senyum mengembang dibibirnya.
        “terimakasih . baiklah aku pamit dulu” Dhendy tersenyum lalu pergi.
        “hati-hati!” teriak Milly pada Dhendy.
*****
        Dhendy masuk rumah dan lagi-lagi dia menemukan Ibundanya tertidur di sofa dengan memeluk foto pernikahan orang tua Dhendy. Dhendy melihat mata ibunya sembab dengan memar di bagian pelipis dan di samping bibir Ibunya. Dhendy tak kuasa menahan air matanya. Dhendy segera menggendong ibunya ke kamarnya dan meletakkan Ibundanya ke tempat tidurnya dan menyelimutinya.
*****
        Istirahat itu Milly dan Fina duduk di kantin dan sedang menyeruput Vanilla Latenya ketika Dhendy mendekati Milly.
        “hay” ucap Dhendy pada Milly.
        “eh, hay juga” jawab Milly.
        Fina menyenggol-nyenggol lengan Milly dan tersenyum-senyum. Milly risih dan menginjak kaki Fina. Fina kesakitan dan hanya meringis-meringis kesakitan.
        “aku boleh duduk disini?” Tanya Dhendy.
        “yaa.. boleh banget, silahkan” Milly mempersilahkan Dhendy. Dhendy melirik ke arah Fina lalu Fina hanya tertawa kecil dengan masih kesakitan.
        “umm, nanti siang mau temenin aku jalan-jalan. Umm.. tapi kalo ngga mau ngga apa-apa kok aku ngga maksa” ucap Dhendy dengan perasaan was-was.
        “hey, boleh. Aku mau sekali” Milly menjawab lalu tersenyum.
        “terimakasih yaa” Dhendy  tersenyum dan hendak pergi ketika Milly bicara lagi…...
        “tapii …..” Milly mengangkat kedua alisnya seperti tatapan meminta syarat.
        “tapi apa?” Dhendy membalikkan tubuhnya menghadap kearah Milly.
        “satu ice cream dengan rasa chocolate peanuts di dalamnya, ummm… ukuran paling besar” Milly tertawa lalu menyipitkan salah satu matanya dan tersenyum ceria.
        “haha. Baiklah ,apa saja” Dhendy tertawa dan pergi
*****
        Siang itu udara cukup panas. Milly seakan enggan beranjak pergi dari kelas ber-ACnya. Dengan langkah malas-malas Milly keluar dari kelasnya dan menuju depan sekolah untuk menunggu Dhendy. Tak lama kemudian terdengar suara klakson dari motor sport berwarna merah milik Dhendy. Milly tersenyum dan Dhendy melemparkan helm kepada Milly, Milly segera memakainya dan menunggangi motor Dhendy itu.
        Mereka berdua sampai di pusat perbelanjaan ditengah kota. Mereka berkeliling melihat-lihat dari toko buku hingga toko boneka. Mereka berfoto-foto. Lalu mereka ke sebuah cafĂ© di dalam Mall itu. Dhendy segera memesan satu ice cream dengan rasa chocolate peanuts untuk Milly. Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
        “terimakasih” ucap Milly sambil tersenyum dan reflex mencium pipi Dhendy.
        “ya sama-sama” jawab Dhendy yang menjadi merah mukanya.
        “uppss, sory. Sama sekali tidak sengaja” ucap Milly meminta maaf.
        “ya. Fine” Dhendy tersenyum lalu memakan pesanannya.

        Seusai mereka berjalan-jalan di Mall, Dhendy memarkirkan motornya di sebuah lapangan basket. Sore itu suasana di lapangan sepi, tak seperti biasanya. Dhendy menarik tangan Milly dan membawanya masuk ke dalam lapangan itu. Milly duduk di pinggir lapangan dan menyenderkan punggungnya ke tiang dibelakangnya. Sementara itu Dhendy berdiri dan menyandarkan tubuhnya ke tiang di seberang tempat Milly duduk.
        “ngapain kita kesini Dy?” Tanya Milly.
        “nggak apa-apa. Aku sering saja duduk disini ,udaranya sejuk jika sore-sore begini” Jawab Dhendy.
        “memang sejuk sekali” Milly tersenyum memandang ke seluruh lapangan.
        “sebenarnya aku sering kesini hanya untuk menenangkan pikiran tentang kedua orang tuaku” Dhendy berkata dengan tersenyum walaupun Milly tau itu senyum yang dibuat-buat.
        “maaf, memang kedua orang tuamu kenapa?” Tanya Milly.
        “mereka sering bertengkar waktu mamahku tau ternyata papahku memiliki wanita lain. Dan mamah sering jadi pelampiasan amarah papah kalau papah sedang mabok” Dhendy berbicara dengan wajah yang datar.
        “um, sabarlah Dhendy, aku yakin kamu kuat hadepin semua ini dan pasti semua akan kembali seperti semula. Semua akan indah pada waktunya” Milly meberi semangat.
        “haha sudah lupakanlah” Dhendy tertawa lirih dan memandangi langit.
        Milly memandangi wajah Dhendy. Dengan suara tawa Dhendy yang renyah, senyumannya yang mempesona dan tatapan matanya yang penuh makna membuat Milly seakan selalu ingin dan ingin semua ini tak berakhir.
        “ternyata lo nggak seperti yang gue kira Dy” ujar Milly lirih.
        “memang lo kira gue kenapa?” Dhendy mendekati Milly dan duduk disampingnya.
        “selama ini gue kira lo cowok nakal, ga tau aturan dan hanya tau hura-hura. Tapi sekarang gue sadar lo itu cowok yang baik dan dan perhatian” Milly menoleh ke arah wajah Dhendy.
        “haha, lo nggak salah nilai gue kaya gitu. Karana sejujurnya gue nglakuin itu semua demi nutupin kekurangan gue. Gue seperti itu hanya untuk mencari perhatian. Selama ini gue jarang banget dikasih perhatian oleh kedua orang tua gue. Gue pindah ke Bandung aja karena gue pengen kumpul bareng keluarga tapi ternyata gue salah. Keluarga gue hampir hancur” ucap Dhendy.
        “gue yakin lu kuat hadepin semua Dy” ucap Milly lalu menyandarkan kepalanya di bahu Dhendy.
*****
        “Milly, Milly lihat deh” Fina menghampiri Milly dan menarik tangan Milly dan mengajaknya ke MAVEEN’S MADING. Nama mading di sekolah Milly.
        “apaan sih, heboh banget” Milly mengikuti Fina dengan langkah malas-malas.
        “lihat! Seminggu lagi ada prom night, temanya “one night with your sweetheart” ucap Fina dengan senang.
        “terus gue suruh ngapain?” Tanya Milly ke Fina.
        “aduuuh lo lemot nggak sembuh-sembuh sih” Fina menjawab pertanyaan Milly dengan kesal.
        “maaf deh” Milly meminta maaf.
        “ok. Tapi nanti temenin gue beli gaun buat prom night ya. Dan lo tau gue bakalan ke pesta itu sama siapa?” Fina berkata seolah Milly akan penasaran, tapi ternyata tidak. *uhh, kasian banget noh Fina dicuekin sama Milly! >,<
        “sama siapa emang” Milly menjawab hanya untuk membuat sahabatnya senang saja.
        “sama Vino! Cowok paling ganteng di sekolah ini!” Fina tampak bahagia sekali hingga meremas pipi Milly yang chubby itu.
        “haha, selamat ya” ucap Milly lalu pergi meninggalkan Fina.

        Di ruang kelas Milly duduk sendiri. Milly menopang dagunya. Tiba-tiba handphonenya bergetar. Milly mengambil handphone itu dari sakunya dan membuka pesan.
        From : Fina (Phiphiend bawel)
        Oh my God! Gue masih ngga nyangka bisa pergi kesana bareng Vino! Haha :D. Oh ya. Lo ditunggu sama Dhendy lo itu di kantin. Kalo jadian makan-makan ya! Haha. Ciummmmmm muaahhh. Hihi

        To : Fina (Phiphiend bawel)
        Iya bawel! Vino cakep banget banget banget. Haha. Iya thanks ya. Jadian? Heloooo? Cium jugaaaa muaaaahhhhhhh. Hehe

        “Milly!” Dhendy memanggil Milly.
        “eh, iya” Milly menghampiri Dhendy.
        “ada apa dy?” Tanya Milly to the point.
        “nggak apa-apa. Besok lo ke prom night sama siapa?” Tanya Dhendy.
        “umm, belum tau. Lo sih? Masape” Tanya Milly juga.
        “gue juga nggak tau. Semoga lo ngga keberatan kalo gue yang ngajak” Dhendy tertawa kecil.
        “wah, yaa mau dong!” Milly menjawab dengan wajah ceria.
        “oke, nanti ku kabari lagi” Dhendy menyipitkan salah satu matanyaa.
        “ok. Gue ke kelas dulu ya” Milly pamit.
        “baiklah” ucap Dhendy.
*****
        Siang itu dengan malas-malas Milly menemani Fina membeli gaun untuk pesta prom nightnya. Mereka mengunjungi beberapa toko hingga tiba di toko “Luxury boutique”. Milly hanya duduk memandangi Fina memilih gaun. Namun sepertinya belum ada yang cocok hingga Fina memilih gaun berwarna magenta dengan kerah V dan terdapat pita berukuran sedang di tengah baju gaun itu. *paham kan ya? :D
        “gimana? Bagus nggak?” Tanya Fina.
        “bagus, kau kelihatan cantik” Milly tersenyum dan memandangi Fina.
        “kamu nggak mau beli?” Ucap Fina pada Milly di dalam ruang ganti.
        “enggak ah” Milly menjawab.
        Selesai berganti baju, Fina segera membayar ke kasir dan mengantarkan Milly kembali kerumahnya.
*****
        Beberapa hari berlalu hingga tiba besok adalah pesta prom night. Milly tampak biasa saja. Tidak seperti teman-teman satu sekolahnya yang membicarakan tentang prom night saja. Sepertinya topic hangat minggu-minggu ini tidak jauh dari ‘P-R-O-M-N-I-G-H-T’. Milly sedang sibuk berjalan sambil melihat siswa-siswa lainnya ketika Milly menabrak seseorang.
        “opps. Maaf” ucap Milly menoleh ke orang yang ditabraknya tadi.
        “eh. Iya nggak apa-apa. Umm, gimana besok? Jadi” Tanya orang yang ditabrak Milly dan dia ternyata Dhendy.
        “iya jadi kok” jawab Milly.
        “oke. Acara dimulai jam delapan malam. Aku jemput kamu jam tujuh malam oke” Dhendy mengingatkan.
        “ok. Sampai jumpa” Milly meninggalkan Dhendy.
*****
        Hari itu hari Sabtu, jadi sekolah libur dan nanti malam adalah pesta prom night. Milly tidak ada persiapan sama sekali. Yang ia lakukan hari itu hanyalah bersantai, membaca buku, atau tidur-tiduran saja. Dan tidak terasa waktu menunjukkan pukul 17.00 wib. Milly bergegas mandi dan bersiap-siap.
        Pukul 19.00 terdengar suara klakson mobil. Milly bergegas menuju keluar setelah ia pamit kepada Bundanya. Milly menggenakan gaun berwarna soft pink diatas lutut, menggunakan high heels tinggi, rambutnya yang lurus dibiarkan terurai hanya saja bagian ujung rambutnya ia buat ikal, memakai kalung yang tidak terlalu panjang, dan menggunakan gelang di bagian tengah tangannya. Parfumnya tercium sangat wangi. Perfect. Milly  benar-benar sempurna malam itu. *bayangin sendiri dah :P
        “waw, cantik sekali kamu Milly” puji Dhendy setelah melihat Milly dari bawah hingga atas.
        “benarkah? Tapi kurasa aku akan menjadi paling jelek malam ini. Karna aku tak menggunakan gaun atau apapun yang serba baru” ucap Milly.
        “tidak, kau cantik. Sempurna sekali” Dhendy masih kagum.
        “hey, jangan liatin terus dong. Ayo berangkat” Milly mengagetkan Dhendy.
        “eh. Ayoo” Dhendy segera membukakan pintu mobil untuk Milly.
*****
        Sesampainya disana Milly menengok ke segala arah ruangan itu. Gemerlap banyak lampu berkelap-kelip. Milly masih berdiri dan melihat-lihat ruangan itu ketika Dhendy datang membawakan minuman untuk Milly.
        “nih” Dhendy memberikan satu gelas soda ke Milly.
        “thanks” Milly menerima dan meminumnya.
        “mau turun?” Ajak Dhendy *disini turun maksutnya dansa gitu deeh? Wadoh penulisnya apal bgt. Jangan jangannn? -----“*
        “boleh deeh” jawab Milly lalu turun ke lantai dansa.

        Lagu yang tadinya berisik kini diubah menjadi mellow. Dan romantic sekali. Seorang MC memberikan sambutan lalu alunan lagu dimulai kembali. Milly dan Dhendy sedang berdansa. Dhendy melihat mata Milly dalam-dalam, begitu juga dengan Milly. Hingga seseorang mengagetkan mereka.
        “hey!” ucap Fina.
        “eeciyeee, udah jadian ya? Kapan makan-makan?” Tanya Fina dengan muka menggoda.
        “ye. Siapa juga yang jadian? Bawel lo ah” ucap Milly.
        “tadinya mau jadian, tapi lo dateng jadi rusak semua deh” ucaap Dhendy sambil tertawa kecil.
        “eh? Gue ganggu ya? Yaudah gue pergi dulu, kalo jadian sms gue ye” Fina melambaikan tangan lalu pergi.
        “dasar lo” ucap Milly dengan tertawa.
        Milly dan Dhendy sedang asik mengobrol ketika seorang MC memanggil seluruh siwa untuk berkumpul karena akan diadakan pemilihan “King and Queen”.
        “baiklah, sekarang waktunya penjurian untuk pemilihan King and Queen untuk tahun ini. Umm, siapa kira-kira pasangan itu ya? Baiklah kita panggilkan dulu King kita untuk tahun ini. King kita jatuh olehhh …………….. Dhendy Derevyanko.. Tepuk tangan semuanya.. Untuk King kita silahkan maju ke depan. Dan untuk Queen kita. kira-kira siapa yaaaaa….

        “pasti gue”
        “gue yakin banget kalo gue bakal jadi Queennya”
        “gue yang pantes jadi Queennya”
Terdengar suara-suara anak cewek bergeming ingin menjadi Queen.

        Yaaa. Queennya adalahhh ……… Milly Monique. Inilah Golden Couple kita tahun ini. Mari beri tepuk tangan” kata sang  MC diikuti tepuk tangan dari semua siswa. Lalu seorang perempuan membawakan mahkota kepada sang King and Queen.
        “silahkan kepada King and Queen kita tahun ini untuk berdansa. Musiikkkkk” seorang MC menyuruh pemain music untuk mengalunkan sebuah lagu.
        (isi hati Milly)
        Yaampun, gue bener-bener kaget dan Shock banget bisa kepilih jadi Queen dan yang paling ngga nyangka yang jadi King itu si Dhendy. God, I’m very happy.

        (isi hati Dhendy)
        Ngga nyangka banget bisa jadi King dan Queenya adalah Milly. Gue cinta lo Milly. Gue bakal nyatain sekarang!

        Sebuah lagu dimainkan. Dhendy dan Milly kembali berdansa. Dhendy menatap mata Milly dalam sekali..
        “Milly, aku cinta kamu.” Ucap Dhendy lirih.
        “really?” Tanya Milly.
        “yeah. Will you be my girlfriend?” Tanya Dhendy dengan perasaan was-was takut akan ditolak.
        “yeah, I will be you girlfriend” jawab Milly tersenyum lalu berlari ke arah beranda di lantai dua.

        Dhendy menghampiri Milly.
        “Milly?” Dhendy memanggil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Milly.
        “ya?”
                Lalu Dhendy mencium bibir Milly.
        **END**

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates